Ku terawang jauh imaji
Tenggelam Dilautan rindu
Terbuai bersama bayanganmu
Berlukis pelangi di cakrahati
Lena imajipun kian bergeliat
Di bingkisan beranda khayal
Setapak jengkal bercumbu riang
Menari bersama bayangmu
Beriring syahdu senada irama
Seolah hasrat enggan terbangung
Bertebar gairah dalam khayal
Kendati bayangmu tak teraba
Namun menghangatkan gerah rindu
Ku biarkan rinduku terbuai khayal
Dan lelap dalam sejuta angan
Merona jingga bersenandung lirih
Merengkuh bayangmu di buaian maya
Dalam penantian jemu ini
Tak ingin gejolak rinduku
Berkecamuk di ruang kabut sepi
Hingga kubiarkan nafas cintaku
Menari bersamamu dalam khayal
Sesampai rindu teredahkan indah.
DUHAI DI KAU CINTA
Wahai di kau cinta
Hadirmu menyejukkan kalbu
Bertuang indah di telaga hasrat
Menggairahkan raga nan kaku
Dan menceriakan sukma nan kelabu
Tebar aroma kumbang kasihmu
Di samudra hela panjang nafasku
Merasuk indah di palung sanubari
Lena membuai segenap ratap
Duhai di kau cinta
Engkaulah pelukis riang kehidupan
Menggeliat di gairah sarira sukma
Membuaikan rasa tanpa tara
Dan tanpamu cinta
Hati tersabut hampa
Seraya jiwa mengendap luka
Amat gaduh terusik hambar
Duhai di kau cinta
Janganlah pernah akan mencoba
Beranjak dari sisi hidupku
Karena bersamamu
Sungguh hati berasa nyaman
Kumohon padamu cinta
Tetaplah engkau disini
Melukis ceria dalam hidupku.
Hadirmu menyejukkan kalbu
Bertuang indah di telaga hasrat
Menggairahkan raga nan kaku
Dan menceriakan sukma nan kelabu
Tebar aroma kumbang kasihmu
Di samudra hela panjang nafasku
Merasuk indah di palung sanubari
Lena membuai segenap ratap
Duhai di kau cinta
Engkaulah pelukis riang kehidupan
Menggeliat di gairah sarira sukma
Membuaikan rasa tanpa tara
Dan tanpamu cinta
Hati tersabut hampa
Seraya jiwa mengendap luka
Amat gaduh terusik hambar
Duhai di kau cinta
Janganlah pernah akan mencoba
Beranjak dari sisi hidupku
Karena bersamamu
Sungguh hati berasa nyaman
Kumohon padamu cinta
Tetaplah engkau disini
Melukis ceria dalam hidupku.
Bunga Sakura Hatiku
Detak nada jantung ku menggebu
Syahdu berguncang sejuta warna
Menghirup hembus udara kasihmu
Nan wangi berlukis setia
Setiap tebar aroma kumbang kasihmu
Disamudra hela nafas panjang ku
Meresap indah di palung sukma
Membuai lena tanpa tara
Sungguh gairah ku bertayang indah
Luruh berdawai sutera
Bersamamu rasaku tiada berkeruh
Di layar bening kaca asmara
Duhai Bunga Sakura Hatiku
Teruslah memutih ditaman hidupku
Dan mewangi di tiap hela nafasku
Karena tanpamu ku meratap sayu
Biarlah cintamu selamanya disini
Menggurat puisi nan terindah
Dilembar buku harian jiwaku ini
Utuh memadu rasa dalam jalinan kasih.
Syahdu berguncang sejuta warna
Menghirup hembus udara kasihmu
Nan wangi berlukis setia
Setiap tebar aroma kumbang kasihmu
Disamudra hela nafas panjang ku
Meresap indah di palung sukma
Membuai lena tanpa tara
Sungguh gairah ku bertayang indah
Luruh berdawai sutera
Bersamamu rasaku tiada berkeruh
Di layar bening kaca asmara
Duhai Bunga Sakura Hatiku
Teruslah memutih ditaman hidupku
Dan mewangi di tiap hela nafasku
Karena tanpamu ku meratap sayu
Biarlah cintamu selamanya disini
Menggurat puisi nan terindah
Dilembar buku harian jiwaku ini
Utuh memadu rasa dalam jalinan kasih.
GETARAN HAMPA
Rinai air mata kepedihan
kini berlahan terkuras dalam getaran hampa
berdesah hela nafas gundah
Serasa raga letih tertatih sunyi
dan perih mengontai langkah
meniti ruang hambar
bertoreh sajak awan kelabu
Sepi hati nan berirama pilu
cua mengusik di nuansa sukma
membelenggu ratap lara dalam dada
Sungguh hati merintih sendu
derap ditimang ironi sepi
dalam kesendirian hidup ini
daku terkapar di gurun hampa
Desah resah alun nafasku
Berhela gundah dan berhembus pilu
meratap getaran hampa ini
Ya Robbi..
Usaikanlah lara hati
mohon bebaskan Hamba
nan terseok dalam seruak nestapa ini
kerap bergetar hampa mengudara asa
Pertemukanlah Hamba cinta nan suci
mulia dan sejati dalam jalinan kasih
karena hatiku telah letih
terkemas pilu di getaran hampa
meniti hari dalam kesendirian.
kini berlahan terkuras dalam getaran hampa
berdesah hela nafas gundah
Serasa raga letih tertatih sunyi
dan perih mengontai langkah
meniti ruang hambar
bertoreh sajak awan kelabu
Sepi hati nan berirama pilu
cua mengusik di nuansa sukma
membelenggu ratap lara dalam dada
Sungguh hati merintih sendu
derap ditimang ironi sepi
dalam kesendirian hidup ini
daku terkapar di gurun hampa
Desah resah alun nafasku
Berhela gundah dan berhembus pilu
meratap getaran hampa ini
Ya Robbi..
Usaikanlah lara hati
mohon bebaskan Hamba
nan terseok dalam seruak nestapa ini
kerap bergetar hampa mengudara asa
Pertemukanlah Hamba cinta nan suci
mulia dan sejati dalam jalinan kasih
karena hatiku telah letih
terkemas pilu di getaran hampa
meniti hari dalam kesendirian.
SERPIHAN KALBU
Serupa kabut di awan putih
Hatiku mendung tak bertepi
Meratap nuansa bekap nestapa
Di gurun sendu kehempasan khianatmu
Perlahan segenap asaku terkoyak
Hambar terguris kelam dustamu
Memintal cinta di kepalsuan sutera
Mengucap setia mengelabuhi sukma
Hatiku luluh berpuing gundah
Kau campakan lewat muslihatmu
Buatku berkucuran airmata
Seraya terkapar meringis pilu
Di ruang terpa kelantingan hitam mu
Enyah sudah asa indah
Tenggelam dalam kabut kehampaan
Kini bergelut rasa nan cua
Karena kehancuran sikapmu melantarkan ku
Serasa hidup tiada arti
Setelah kau pergi menjauh
Namun apalah guna kusesalkan
Kala keberadaamu hanya bisa menyakiti hati
Tuhan
Tegarkanlah hamba
Tuk meratapi serpihan kalbu ini
Bertahan sampai tiba masanya
Ku temui indahnya cinta
Di lukisan takdir hidupku.
Hatiku mendung tak bertepi
Meratap nuansa bekap nestapa
Di gurun sendu kehempasan khianatmu
Perlahan segenap asaku terkoyak
Hambar terguris kelam dustamu
Memintal cinta di kepalsuan sutera
Mengucap setia mengelabuhi sukma
Hatiku luluh berpuing gundah
Kau campakan lewat muslihatmu
Buatku berkucuran airmata
Seraya terkapar meringis pilu
Di ruang terpa kelantingan hitam mu
Enyah sudah asa indah
Tenggelam dalam kabut kehampaan
Kini bergelut rasa nan cua
Karena kehancuran sikapmu melantarkan ku
Serasa hidup tiada arti
Setelah kau pergi menjauh
Namun apalah guna kusesalkan
Kala keberadaamu hanya bisa menyakiti hati
Tuhan
Tegarkanlah hamba
Tuk meratapi serpihan kalbu ini
Bertahan sampai tiba masanya
Ku temui indahnya cinta
Di lukisan takdir hidupku.
Kangen
Andai jarak antara kita dapat kulipat
Mungkin tiada kurasa serindu ini
Dan andai waktu dapat kuputar
Mungkin daku tak secemas ini
Disini daku selalu menantimu
Dan terus menunggumu
Oh...
Kasih..
Tahukah dirimu?
Amatlah penat kurasa
Kala hari demi hari
Terus berlalu disini tanpamu
Sungguh sulit bagiku
Jika sosok hadirmu
Tiada disini menemani.
Mungkin tiada kurasa serindu ini
Dan andai waktu dapat kuputar
Mungkin daku tak secemas ini
Disini daku selalu menantimu
Dan terus menunggumu
Oh...
Kasih..
Tahukah dirimu?
Amatlah penat kurasa
Kala hari demi hari
Terus berlalu disini tanpamu
Sungguh sulit bagiku
Jika sosok hadirmu
Tiada disini menemani.
CENNING WAE ELOKO
Pappadai wae uttang massolo tammetti
Bateku makkuraga ripappojinna atimmu
Namungi ritokko pettang kape
Teppedde toni sulo minnasakku
Simata tuo mannennungeng lao rialemu
Namungi bulu sianre tette
Mappita cora bara api
Ulaberitoi takku jampangi
Assala uletturang mui pappojikku rialemu
Nasaba idi mememmi tau
Turu ampena atikku
Sibawa cenning wae eloku
Melo siseo masse tammalikapessang
Lao ricinnongna decengnge
Esso na wenni
Tulika massuajang rennu teppagangka
Mattiro ri ampe deceng
Luserangngi pappojikku lao rialemu
Mammuare matti
Cenning wae eloku
Mupakkemme rennu rimakkarellana atikku
Namuelo sibawa ampe tuoku
Siseo pappoji lettu rileteng sunge'e.
Bateku makkuraga ripappojinna atimmu
Namungi ritokko pettang kape
Teppedde toni sulo minnasakku
Simata tuo mannennungeng lao rialemu
Namungi bulu sianre tette
Mappita cora bara api
Ulaberitoi takku jampangi
Assala uletturang mui pappojikku rialemu
Nasaba idi mememmi tau
Turu ampena atikku
Sibawa cenning wae eloku
Melo siseo masse tammalikapessang
Lao ricinnongna decengnge
Esso na wenni
Tulika massuajang rennu teppagangka
Mattiro ri ampe deceng
Luserangngi pappojikku lao rialemu
Mammuare matti
Cenning wae eloku
Mupakkemme rennu rimakkarellana atikku
Namuelo sibawa ampe tuoku
Siseo pappoji lettu rileteng sunge'e.
GETAH MANISNYA HASRATKU
Bagaikan mata air yang mengalir tanpa henti
Jejak tapakku berjuang demi harapku di keindahan hatimu
Kendati tertutup kabut pekat
Jua takkan redup cahaya pelita asaku padamu
Senantiasa kokoh selamanya bersuar untukmu
Kendati gunung berempetan ketat
Menampakkan rona api membara
Jua tetap kulewati tanpa ku hiraukan
Asalkan hasratku tersampaikan padamu
Karena hanya dikaulah seorang
Turut hendaknya takah batinku
Dan manisnya getah hasratku
Ingin seikat erat enggan terlepas
Di dalam kejernihan nan suci
Siang dan malam
Acapkali ku melayang riang tanpa batas
Sembari mengintai ulah keputihan
Menimang hasratku nan tertuju padamu
Semoga kelak
Manisnya getah hasrat ini
Engkau endapkan dipalung hatiku nan merona jingga
Dan engkau sudi bersama jalan hidupku
Sesampai di akhir suatu hakikat jiwa.
Jejak tapakku berjuang demi harapku di keindahan hatimu
Kendati tertutup kabut pekat
Jua takkan redup cahaya pelita asaku padamu
Senantiasa kokoh selamanya bersuar untukmu
Kendati gunung berempetan ketat
Menampakkan rona api membara
Jua tetap kulewati tanpa ku hiraukan
Asalkan hasratku tersampaikan padamu
Karena hanya dikaulah seorang
Turut hendaknya takah batinku
Dan manisnya getah hasratku
Ingin seikat erat enggan terlepas
Di dalam kejernihan nan suci
Siang dan malam
Acapkali ku melayang riang tanpa batas
Sembari mengintai ulah keputihan
Menimang hasratku nan tertuju padamu
Semoga kelak
Manisnya getah hasrat ini
Engkau endapkan dipalung hatiku nan merona jingga
Dan engkau sudi bersama jalan hidupku
Sesampai di akhir suatu hakikat jiwa.
KU TAK TAHU INGINMU
Dengan cara apakah
Aku menyakikanmu
Bahwa cinta ini
Hanya untuk kau miliki?
Tak sadarkah dirimu
Dengan semua ini
Atau kah engkau
hanya sekedar pura-pura tak tahu
Kenapa dan mengapa?
Katakanlah apa nan engkau rasa
Dan apa nan engkau ingin!
Kala memang semua ini
Engkau tak suka
Maka dengan ketidak relaan
Terpaksa kelak
Akan ku urungkan niatku
Untuk menjauh
Darimu tuk selamanya.
Aku menyakikanmu
Bahwa cinta ini
Hanya untuk kau miliki?
Tak sadarkah dirimu
Dengan semua ini
Atau kah engkau
hanya sekedar pura-pura tak tahu
Kenapa dan mengapa?
Katakanlah apa nan engkau rasa
Dan apa nan engkau ingin!
Kala memang semua ini
Engkau tak suka
Maka dengan ketidak relaan
Terpaksa kelak
Akan ku urungkan niatku
Untuk menjauh
Darimu tuk selamanya.
Kekalahan Ku
Aku akui diriku
memang tak setara dengannya
dia jauh terpandang mulia
sedang aku jauh terpandang hina
Dimata insan
Ku teranggap bagai sampah
Nan berhias kotoran dan nista
Sedang dirinya bagai permata
Nan bersandang sutera mulia
Terimalah dirinya
dengan ketulusan hatimu
jangan hiraukan aku
nan rela berdarah diatas hendakmu
Lupakanlah sosok jati diriku
biarkan daku merelakanmu
kendati akan hampa
hidup dalam kesendirian
Dia lebih pantas untukmu
dan bukan untukku
nan hanya bisa membuatmu malu
di sudut pandang para insan
Biarlah aku disini
terpasung dalam kesunyian
dan berlumur dalam kepedihan
sampai ajal merenggut nafasku.
memang tak setara dengannya
dia jauh terpandang mulia
sedang aku jauh terpandang hina
Dimata insan
Ku teranggap bagai sampah
Nan berhias kotoran dan nista
Sedang dirinya bagai permata
Nan bersandang sutera mulia
Terimalah dirinya
dengan ketulusan hatimu
jangan hiraukan aku
nan rela berdarah diatas hendakmu
Lupakanlah sosok jati diriku
biarkan daku merelakanmu
kendati akan hampa
hidup dalam kesendirian
Dia lebih pantas untukmu
dan bukan untukku
nan hanya bisa membuatmu malu
di sudut pandang para insan
Biarlah aku disini
terpasung dalam kesunyian
dan berlumur dalam kepedihan
sampai ajal merenggut nafasku.
Kemana Arah Mu
Kemana kah kini kidung suteramu dibawa angin
Nan dahulu kerap membahana di daun telingaku
Mengapa kini tiada terdengar lagi
Mungkinkah Gunung Biru yang sana
Telah membelokkan hembusan hasratmu padaku
Ataukah engkau lebih berpaling darinya
Apakah rasa indah di dalam hatimu
Sudah tiada bergairah lagi untukku
Kemana arah hatimu
Disini kutermangu menantimu
Kerap larut dalam kehampaan
Seiring waktu dengan tetesan airmata rindu.
Nan dahulu kerap membahana di daun telingaku
Mengapa kini tiada terdengar lagi
Mungkinkah Gunung Biru yang sana
Telah membelokkan hembusan hasratmu padaku
Ataukah engkau lebih berpaling darinya
Apakah rasa indah di dalam hatimu
Sudah tiada bergairah lagi untukku
Kemana arah hatimu
Disini kutermangu menantimu
Kerap larut dalam kehampaan
Seiring waktu dengan tetesan airmata rindu.
BERLUMUT GUNDAH
Mendung di awan putih
Terlihat kabut dilangit biru
Tak kunjung usai merintikkan airmata
Dan menyiksakan desah nafas
Kerap berhela gulana udara kegundahan
Ingin kutepiskan ingantan ini
Tentang dirimu nan menodai jiwaku
Dan melumpuhkan akal sehatku
Jauh membawa hatiku terlarut
Diruang kabut harapan hampa
Namun entah mengapa diriku
Begitu sulit mematikan hasrat padamu
Sedang dirimu hanyalah
Pembawa suasana sendu dihatiku
Dan seringkali jadi tanya dalam kebisuan
Bilamana kau bergeming dikeningan
Mungkinkah ini memang takdirku
Dirimu berlukis coretan kelam
Dilembar buku harian hidupku
Padamu nan melembabkan hatiku
Hingga kini berlumut gundah
Kumohon usaikan lara ini
Dan enyahlah dari hidupku
Biarkan daku terbang melayang
Terbebas dari tawananmu.
Terlihat kabut dilangit biru
Tak kunjung usai merintikkan airmata
Dan menyiksakan desah nafas
Kerap berhela gulana udara kegundahan
Ingin kutepiskan ingantan ini
Tentang dirimu nan menodai jiwaku
Dan melumpuhkan akal sehatku
Jauh membawa hatiku terlarut
Diruang kabut harapan hampa
Namun entah mengapa diriku
Begitu sulit mematikan hasrat padamu
Sedang dirimu hanyalah
Pembawa suasana sendu dihatiku
Dan seringkali jadi tanya dalam kebisuan
Bilamana kau bergeming dikeningan
Mungkinkah ini memang takdirku
Dirimu berlukis coretan kelam
Dilembar buku harian hidupku
Padamu nan melembabkan hatiku
Hingga kini berlumut gundah
Kumohon usaikan lara ini
Dan enyahlah dari hidupku
Biarkan daku terbang melayang
Terbebas dari tawananmu.
Belalang Tua
Wahai dikau belalang tua
Sadarlah dari kerakusanmu
Lihat Anak-anak sebangsamu
Yang terlantar karena egomu
Sungguh kejamlah dirimu
Manakala sedikit tiada kepedulianmu
Sedang hari-hari mereka
Telah kau taburi janji manismu
Sadarlah duhai belalang tua
Berikan kesejahtraan padanya
Yang mana telah kau janjikan
Usaikan ulah drama hitam mu
Jangan biarkan mereka merana
Karena tanpanya
Tiadalah kesuksesan nan engkau dapati
Bukalah pintu nurani hatimu
Berilah rasa perhatianmu pada mereka
Nan kerap bersantapan debu jalanan.
Sadarlah dari kerakusanmu
Lihat Anak-anak sebangsamu
Yang terlantar karena egomu
Sungguh kejamlah dirimu
Manakala sedikit tiada kepedulianmu
Sedang hari-hari mereka
Telah kau taburi janji manismu
Sadarlah duhai belalang tua
Berikan kesejahtraan padanya
Yang mana telah kau janjikan
Usaikan ulah drama hitam mu
Jangan biarkan mereka merana
Karena tanpanya
Tiadalah kesuksesan nan engkau dapati
Bukalah pintu nurani hatimu
Berilah rasa perhatianmu pada mereka
Nan kerap bersantapan debu jalanan.
IJINKAN HATIKU MEMILIKIMU
Andai dapat ku selami samudra hatimu
Maka akan ku tebar kembang cintaku
Nan indah merona jingga
Ingin kumewangikan udara nan kau hela
Dan menjadi suatu terindah
Setiap hirupan nafasmu
Cintaku tulus sejati
Mendambamu dalam suatu ikatan suci
Kuharap hatimu kan tersentuh
Luluh akan kemetahan rasaku
Nan amat inginkanmu
Menjadi tambatan putih jiwa
Ijinkan hatiku memilikimu
Memeluk erat tubuhmu
Lewat selimut kasihku
Akan kuhangatkan dirimu
Dengan sejuta rasa keindahan.
Maka akan ku tebar kembang cintaku
Nan indah merona jingga
Ingin kumewangikan udara nan kau hela
Dan menjadi suatu terindah
Setiap hirupan nafasmu
Cintaku tulus sejati
Mendambamu dalam suatu ikatan suci
Kuharap hatimu kan tersentuh
Luluh akan kemetahan rasaku
Nan amat inginkanmu
Menjadi tambatan putih jiwa
Ijinkan hatiku memilikimu
Memeluk erat tubuhmu
Lewat selimut kasihku
Akan kuhangatkan dirimu
Dengan sejuta rasa keindahan.
ASA SUCIKU PADAMU
Kau Pelangi hasratku nan indah
Takkan kubiarkan terbelenggu dosa
Kendati seringkali berarak di awan hitam
Jua enggan akan dirimu terlepas
Dari tambatan asaku nan suci
Tersenyumlah
Dan ceriakan jiwa hidupmu
Mari kita berlari bersama
Meninggalkan gubuk kehitaman rasa ini
Menuju istana kemulian jiwa
Di sana masihlah ada ruang
Untuk kita bersama tuk kembali
Kembali ke asal kesucian hati
Sebagaimana nan terharapkan dariNya
Tak ada kata terlambat untuk kita
Karena Dia maha pengampun dosa
Nan Maha arif dan bijaksana
Dan Maha penyayang
Janganlah berputus asa
Karena semua itu akan membutakan hati
Yakinlah khendak suci kita
Niscaya akan di terima
Karena Tuhan kita Mahamulia
Selagi hidup kita bertujuan kembali
Tuk taati dan tekuni kewajiban
Nan semestinya kita kerjakan
Niscayalah khiasan kotoran hati ini
Akanlah kembali disucikan.
Takkan kubiarkan terbelenggu dosa
Kendati seringkali berarak di awan hitam
Jua enggan akan dirimu terlepas
Dari tambatan asaku nan suci
Tersenyumlah
Dan ceriakan jiwa hidupmu
Mari kita berlari bersama
Meninggalkan gubuk kehitaman rasa ini
Menuju istana kemulian jiwa
Di sana masihlah ada ruang
Untuk kita bersama tuk kembali
Kembali ke asal kesucian hati
Sebagaimana nan terharapkan dariNya
Tak ada kata terlambat untuk kita
Karena Dia maha pengampun dosa
Nan Maha arif dan bijaksana
Dan Maha penyayang
Janganlah berputus asa
Karena semua itu akan membutakan hati
Yakinlah khendak suci kita
Niscaya akan di terima
Karena Tuhan kita Mahamulia
Selagi hidup kita bertujuan kembali
Tuk taati dan tekuni kewajiban
Nan semestinya kita kerjakan
Niscayalah khiasan kotoran hati ini
Akanlah kembali disucikan.
Aku Pecinta Hidup Mu
Kau INDAH
Idaman jiwaku
Ijinkanlah
Kelembutan cintaku menyentuh hatimu
Akulah pecinta hidup mu
Nan hendak merona jingga
Di ruang suasana jiwa mu
Sebagai bias pelangi asmara
Bila rasamu ingin bahagia
Maka bukalah jendela hatimu
Lalu biarkan semburat cahaya
Cahaya cintaku memasuki ruang hidup mu
Ku berjanji disetiap hela nafas mu
Akan ku harumkan putih udara
Dan setiap hembus nafas mu
Akan terlegahkan atas nama cinta
Inilah luahan putih rasa ku
Dan bukti nyata agung cinta
Moga bercerminkan makmur di hidup mu
Hingga hatimu menyatu bersamaku.
Idaman jiwaku
Ijinkanlah
Kelembutan cintaku menyentuh hatimu
Akulah pecinta hidup mu
Nan hendak merona jingga
Di ruang suasana jiwa mu
Sebagai bias pelangi asmara
Bila rasamu ingin bahagia
Maka bukalah jendela hatimu
Lalu biarkan semburat cahaya
Cahaya cintaku memasuki ruang hidup mu
Ku berjanji disetiap hela nafas mu
Akan ku harumkan putih udara
Dan setiap hembus nafas mu
Akan terlegahkan atas nama cinta
Inilah luahan putih rasa ku
Dan bukti nyata agung cinta
Moga bercerminkan makmur di hidup mu
Hingga hatimu menyatu bersamaku.
Gejolak Rindu II
Di debar getar rindu
Mengharu rinai hujan
Meratapi hampa keseorangan
Dalam penantian nan bergejolak
Sunyi kerap menyandangkan sangsi
Dan menyemai bulir resah
Hingga taman hasrat serasa getir
Resapi suasana hambar
Adakah disana kau berasa iba
Bila mendengar semua ini
Ataukah memang kau sengaja
Tuk usangkan gelora cinta ini
Sedetik kau tiada kabar
Risau derap menggeluti hati
Tak henti ku memikirkanmu disana
Kasih
Kembalilah kau bersamaku disini
Karena hidup ini tak lengkap tanpamu
Kerapkali terlelapi kelam sendu
Diruang gejolak rindu hati ini.
Mengharu rinai hujan
Meratapi hampa keseorangan
Dalam penantian nan bergejolak
Sunyi kerap menyandangkan sangsi
Dan menyemai bulir resah
Hingga taman hasrat serasa getir
Resapi suasana hambar
Adakah disana kau berasa iba
Bila mendengar semua ini
Ataukah memang kau sengaja
Tuk usangkan gelora cinta ini
Sedetik kau tiada kabar
Risau derap menggeluti hati
Tak henti ku memikirkanmu disana
Kasih
Kembalilah kau bersamaku disini
Karena hidup ini tak lengkap tanpamu
Kerapkali terlelapi kelam sendu
Diruang gejolak rindu hati ini.
Kuingin Hanya Bersamamu
Berikan daku ruang dihatimu
Tuk menghiasi segenap ratapmu
Dengan keindahan cintaku
Yang luruh dalam setiaku
Dan ijinkan kasih putih cintaku
Menyentuh palung hatimu
Dengan rasa nan syahdu
Akan kubuktikan nyata cintaku
Yang sejati dalam hidupmu
Hanya dengan bersamamu
Selamanya cinta akan berpadu
Bukalah pintu hatimu
Usah kau meraga ragu
Karena cinta sejati untukmu
Sungguh ada didalam hatiku
Kuingin hanya bersamamu
Karena satu diantara seribu
Engkaulah yang paling menawan dihatiku.
Tuk menghiasi segenap ratapmu
Dengan keindahan cintaku
Yang luruh dalam setiaku
Dan ijinkan kasih putih cintaku
Menyentuh palung hatimu
Dengan rasa nan syahdu
Akan kubuktikan nyata cintaku
Yang sejati dalam hidupmu
Hanya dengan bersamamu
Selamanya cinta akan berpadu
Bukalah pintu hatimu
Usah kau meraga ragu
Karena cinta sejati untukmu
Sungguh ada didalam hatiku
Kuingin hanya bersamamu
Karena satu diantara seribu
Engkaulah yang paling menawan dihatiku.
Lukisan Di dinding Pelangi
Telah ku lukiskan indah wajahmu
Didinding pelangi hatiku
Saat diriku termangu kelam sepi
Kujadikan dirimu pelita hati
Engkau rasa keindahan jiwaku
Dan mulia cinta suciku
Manakala dikau berasa rindu
Tengadah lah kelangit biru
Sebab disanalah gemilau cintaku
Pandanglah dengan sepenuh cinta
Dan jangan kau jauh
Dekatkan selalu dihatimu
Bilamana dikau hendak tahu
Nyata kebesaran rasa suciku
Dan semburat binar bintang itu
Nan berhias ranum jingga
Itulah simbolis tulusku menerangi hatimu
Jika gelap menyelimuti bumi mu
Lukisan dinding pelangi hatiku
Disitulah kunyalakan cahaya cinta
Bersemburatkan bening kasih
Selamanya akan temaram untukmu
Dan disitulah
Ku guratkan kata janji setia
Berjanji akan selalu ada
Menemani suasana taman hidupmu
Didinding pelangi hatiku
Saat diriku termangu kelam sepi
Kujadikan dirimu pelita hati
Engkau rasa keindahan jiwaku
Dan mulia cinta suciku
Manakala dikau berasa rindu
Tengadah lah kelangit biru
Sebab disanalah gemilau cintaku
Pandanglah dengan sepenuh cinta
Dan jangan kau jauh
Dekatkan selalu dihatimu
Bilamana dikau hendak tahu
Nyata kebesaran rasa suciku
Dan semburat binar bintang itu
Nan berhias ranum jingga
Itulah simbolis tulusku menerangi hatimu
Jika gelap menyelimuti bumi mu
Lukisan dinding pelangi hatiku
Disitulah kunyalakan cahaya cinta
Bersemburatkan bening kasih
Selamanya akan temaram untukmu
Dan disitulah
Ku guratkan kata janji setia
Berjanji akan selalu ada
Menemani suasana taman hidupmu
Embun Senja III
Embun Senja
Masa Ditaman Sekar Melati
Sejuknya masih kini berasa
Kerapkali mengharu biru
Sengkala petang akan bertajuk malamp
Didalam nuansa bening asmara
Bila ku teringat gemilau pesonanya
Berbias bak cerawat teja diujung cakrawala
Sungguh syandu menawan hati
Berbingkai dalam rona pelangi
Kendati sejenak berlakon dipanggung hatiku
Namun sosok jati dirinya
Nan suci dan jernih
Mulia teragung diruang tahta cinta
Andai saja
Dia masih diberanda hatiku
Mungkin hampa tak kurasa
Namun aku harus ikhlas
Dan tegar merelakannya pergi
Kendati waktu akan teriring airmata
Do'a
Dalam simpuh sujudku disini
Senantiasa
Bertuang pinta nan terbaik
Untukmu dan untuknya
Moga engkau bahagia bersamannya
Dan terima kasih hatiku padamu
Telah kau ajarkan ku
Beribu makna kehidupan cinta
Nan pasti akan merapuh jua
Jika itu memang bukan penyanggaya
Seperti diriku dan dirimu.
Masa Ditaman Sekar Melati
Sejuknya masih kini berasa
Kerapkali mengharu biru
Sengkala petang akan bertajuk malamp
Didalam nuansa bening asmara
Bila ku teringat gemilau pesonanya
Berbias bak cerawat teja diujung cakrawala
Sungguh syandu menawan hati
Berbingkai dalam rona pelangi
Kendati sejenak berlakon dipanggung hatiku
Namun sosok jati dirinya
Nan suci dan jernih
Mulia teragung diruang tahta cinta
Andai saja
Dia masih diberanda hatiku
Mungkin hampa tak kurasa
Namun aku harus ikhlas
Dan tegar merelakannya pergi
Kendati waktu akan teriring airmata
Do'a
Dalam simpuh sujudku disini
Senantiasa
Bertuang pinta nan terbaik
Untukmu dan untuknya
Moga engkau bahagia bersamannya
Dan terima kasih hatiku padamu
Telah kau ajarkan ku
Beribu makna kehidupan cinta
Nan pasti akan merapuh jua
Jika itu memang bukan penyanggaya
Seperti diriku dan dirimu.
Cerah Bersamamu
Bumi dan langit cerah
Mentari temaram bersinar
Seusai awan kau lepas sendu
Dari balutan hitam kelabu
Hari bersandang jas merah
Menuai awal cerah bersamamu
Terbawa dalam hati nan membiru
Elok kau bingkai sutera pelangi
Lihatlah alam jiwa ku tersenyum
Berupa aneka puspa berbias ceria
Beiring syandu meniti masa
Kokoh mengayuh sejuta upaya
Tuk mengabadikan cerah bersamamu
Dan dengarkanlah dengung cintaku
Bersenandung suci bening hakiki
Berharap cerah indah bersamamu
Selamanya terang di sisi cinta
Nan kita rajut bersama
Untukmu akan kulabuhkan
Rasa cinta sejati itu
Maka tetaplah berada di sini
Sampai waktu akan terhenti.
Mentari temaram bersinar
Seusai awan kau lepas sendu
Dari balutan hitam kelabu
Hari bersandang jas merah
Menuai awal cerah bersamamu
Terbawa dalam hati nan membiru
Elok kau bingkai sutera pelangi
Lihatlah alam jiwa ku tersenyum
Berupa aneka puspa berbias ceria
Beiring syandu meniti masa
Kokoh mengayuh sejuta upaya
Tuk mengabadikan cerah bersamamu
Dan dengarkanlah dengung cintaku
Bersenandung suci bening hakiki
Berharap cerah indah bersamamu
Selamanya terang di sisi cinta
Nan kita rajut bersama
Untukmu akan kulabuhkan
Rasa cinta sejati itu
Maka tetaplah berada di sini
Sampai waktu akan terhenti.
Kurelakan Waktu Tanpamu
Telah aku biarkan hatiku
Berasa terbiasa tanpa mu
Kendati masa menuai jemu
Namun harus jua aku berlalu
Dan tabah menjalani waktu
Dengan kepasrahan hidup ku
Memanglah sendu menghujan airmata
Dan sepi memudarkan asa
Kala bintang hati redupkan cahaya
Namun kutahu akan ada
Sebuah hikmah selepas ujian jiwa
Dan aku ikhlaskan dirimu
Kendati kenyataan nan menyulitkan hidupku
Namun harus aku terima kepergian mu
Karena aku tahu
Rasa cinta akanlah terpisahkan waktu
Bila memang bukan takdirnya tuk berpadu
Biarlah waktu
Kelak menghapus tentang mu
Dan telah kurelakan hidupmu
Bahagia bersama Dia memilikimu
Dalam sebuah jalinan suci itu
Semoga hari kelak menghendaki
Akan hatikupun bertemu cinta sejati
Hingga menuju pelamin suci
Bersama makmun dalam imam ku nanti.
Berasa terbiasa tanpa mu
Kendati masa menuai jemu
Namun harus jua aku berlalu
Dan tabah menjalani waktu
Dengan kepasrahan hidup ku
Memanglah sendu menghujan airmata
Dan sepi memudarkan asa
Kala bintang hati redupkan cahaya
Namun kutahu akan ada
Sebuah hikmah selepas ujian jiwa
Dan aku ikhlaskan dirimu
Kendati kenyataan nan menyulitkan hidupku
Namun harus aku terima kepergian mu
Karena aku tahu
Rasa cinta akanlah terpisahkan waktu
Bila memang bukan takdirnya tuk berpadu
Biarlah waktu
Kelak menghapus tentang mu
Dan telah kurelakan hidupmu
Bahagia bersama Dia memilikimu
Dalam sebuah jalinan suci itu
Semoga hari kelak menghendaki
Akan hatikupun bertemu cinta sejati
Hingga menuju pelamin suci
Bersama makmun dalam imam ku nanti.
Waktu Tanpa Mu
Pagi serasa hambar
Mentari enyah tak menyapa
Mendung kini menghitam kelam
Langkah kakipun bersendak lelah
Meniti waktu tanpamu
Linang sendu berbayang di mata
Malampun bersambut resah gelisah
Masih ada menanti dirimu
Tuk menepiskan kesunyian ini
Nan derap memilukan hati
Gerah nuansa terbakar jemu
Tanpa sejuk cintamu di sisi
Hampa bergelut di beranda
Dan hati seakan ingin menggila
Kemana hatimu saat ini
Tahukah diriku disini
Membuta dalam kelam hampa
Bila waktu tanpamu menemani
Dengarlah jeritan hati memanggil namamu
Dalam usang nan berkerubung duka
Kupinta cahaya cintamu menerangi
Ruang hidupku disini
Kumohon datanglah temui hatiku
Dan bawalah kembali lagi
Dilukisan kehidupan cinta itu
Nan suci dan jernih
Dalam dekapan erat jalinan hakiki.
Mentari enyah tak menyapa
Mendung kini menghitam kelam
Langkah kakipun bersendak lelah
Meniti waktu tanpamu
Linang sendu berbayang di mata
Malampun bersambut resah gelisah
Masih ada menanti dirimu
Tuk menepiskan kesunyian ini
Nan derap memilukan hati
Gerah nuansa terbakar jemu
Tanpa sejuk cintamu di sisi
Hampa bergelut di beranda
Dan hati seakan ingin menggila
Kemana hatimu saat ini
Tahukah diriku disini
Membuta dalam kelam hampa
Bila waktu tanpamu menemani
Dengarlah jeritan hati memanggil namamu
Dalam usang nan berkerubung duka
Kupinta cahaya cintamu menerangi
Ruang hidupku disini
Kumohon datanglah temui hatiku
Dan bawalah kembali lagi
Dilukisan kehidupan cinta itu
Nan suci dan jernih
Dalam dekapan erat jalinan hakiki.
Satu Dalam Seribu
Akan ku dekap cintamu dalam dzikir ku
Dan akan ku cumbui hatimu dengan tasbih ku
Lewat lantunan do'a suci
Dalam mihrab cinta
Ku pinta kau serupa rasa
Untuk bertaut di dinding keharmonisan
Bersama hatimu
Takkan ku surutkan cinta
Meski aral akan menghambat
Akanlah ku hadapi dengan keteguhan
Karena kau satu dalam seribu
Nan telah membuat hatiku berona jingga
Dengan sentuhan sutera keputihan jiwamu
Dalam suasana jiwaku
Namamu selalu melekat indah di hati
Berasa syahdu mengayuh asa
Tuk menuju titik keabadian.
Dan akan ku cumbui hatimu dengan tasbih ku
Lewat lantunan do'a suci
Dalam mihrab cinta
Ku pinta kau serupa rasa
Untuk bertaut di dinding keharmonisan
Bersama hatimu
Takkan ku surutkan cinta
Meski aral akan menghambat
Akanlah ku hadapi dengan keteguhan
Karena kau satu dalam seribu
Nan telah membuat hatiku berona jingga
Dengan sentuhan sutera keputihan jiwamu
Dalam suasana jiwaku
Namamu selalu melekat indah di hati
Berasa syahdu mengayuh asa
Tuk menuju titik keabadian.
Di Jalan Keresahan
Dilamunan senja bermata merah
Menjulang pawaka unggun angan
Memandang jalan
Nan penuh onak duri
Desah resah dalam nuansa
Hati berkecamuk cua
Tersesat jalan pulang
Entah kemana kan berujung
Kini hidup berasa haru
Dalam derap rintihan kelabu
Engah tertatih tanpa teduhan
Tersengatlah raga tak terbasuh
Dipijakan bumi gerah ini
Denting hampa mengusik ratap
Sendiri dalam kesesatan
Mencari cinta nan pasti
Namun jalan cinta nan tempuh
Hanyalah gambaran kepalsuan
Karena sampai kini
Tiada pernah ku temui
Sebuah harapan nyata di dalamnya.
Menjulang pawaka unggun angan
Memandang jalan
Nan penuh onak duri
Desah resah dalam nuansa
Hati berkecamuk cua
Tersesat jalan pulang
Entah kemana kan berujung
Kini hidup berasa haru
Dalam derap rintihan kelabu
Engah tertatih tanpa teduhan
Tersengatlah raga tak terbasuh
Dipijakan bumi gerah ini
Denting hampa mengusik ratap
Sendiri dalam kesesatan
Mencari cinta nan pasti
Namun jalan cinta nan tempuh
Hanyalah gambaran kepalsuan
Karena sampai kini
Tiada pernah ku temui
Sebuah harapan nyata di dalamnya.
Kenalilah Jati Diri Anda
Tidaklah baik akhlak seseorang
Jika Dia tidak tahu beribadah
Dan cacatlah ibadah seseorang
Bilamana ketahuidannya tak sempurna
Ibarat pepohonan tak berbuah
Disebabkan suatu kerusakan batangnya
Oleh karena ketiadan keeratan dalam akarnya
Kenalilah jati diri anda mulai sekarang
Sebelum sayap-sayap maut menyelimutimu
Karena sesungguhnya di dalam jati diri anda
Mempunyai Roh nan tiada pernah ingkar kepada tuannya
Jika asal Roh itu kau ketahui
Dan kau patuh kepada tuannya
Maka kelak akan selamatlah engkau di dalam kemurkaan-Nya.
Jika Dia tidak tahu beribadah
Dan cacatlah ibadah seseorang
Bilamana ketahuidannya tak sempurna
Ibarat pepohonan tak berbuah
Disebabkan suatu kerusakan batangnya
Oleh karena ketiadan keeratan dalam akarnya
Kenalilah jati diri anda mulai sekarang
Sebelum sayap-sayap maut menyelimutimu
Karena sesungguhnya di dalam jati diri anda
Mempunyai Roh nan tiada pernah ingkar kepada tuannya
Jika asal Roh itu kau ketahui
Dan kau patuh kepada tuannya
Maka kelak akan selamatlah engkau di dalam kemurkaan-Nya.
Bawa Cintaku Bersamanya
Bulan di langit nan temaram
Hadirlah mencumbu putik hasratku
Cerahkan ratap negeri penantianku
Akan berpintalkan kasih sutera
Dan nyala api membara
Hanguskan tumpukan ragu di dada
Dan lelehkan beku nan bisu
Tuk bergairah dalam bestari
Menyambut suasana baru bersama dirinya
Tolonglah
Wahai siur Sembayu
Lentungkan asa syahdu ku
Sejukkan hati dalam dadanya
Bawalah ratap jiwanya Berdansa riang bersamaku
Di bawah rimbun ketulusan cintaku
Akan selamanya kubiarkan hatinya berteduh
Dari sengatnya nuansa nan membara
Kuingin kesejukan darikulah nan mendamaikannya.
Hadirlah mencumbu putik hasratku
Cerahkan ratap negeri penantianku
Akan berpintalkan kasih sutera
Dan nyala api membara
Hanguskan tumpukan ragu di dada
Dan lelehkan beku nan bisu
Tuk bergairah dalam bestari
Menyambut suasana baru bersama dirinya
Tolonglah
Wahai siur Sembayu
Lentungkan asa syahdu ku
Sejukkan hati dalam dadanya
Bawalah ratap jiwanya Berdansa riang bersamaku
Di bawah rimbun ketulusan cintaku
Akan selamanya kubiarkan hatinya berteduh
Dari sengatnya nuansa nan membara
Kuingin kesejukan darikulah nan mendamaikannya.
Langganan:
Postingan (Atom)