TERANGI GELAPKU

Termangu ku di ruang sepi
Menatap kelam malam ini
Memudarkan langit biruku
Menghitamkan awan putihku

Serasa gundah merajam
Hatipun mulai muram
Di ruang hampa gelap malam

Sendiri terbelenggukan suram

Di ruang gelap malam ini
Kupinta cahayamu dewi
Tuk berpancarkan suar temaram
Di taman jiwaku nan suram

Berharap terang dalam gelapku
Kumohon cahaya jiwamu
Sudilah mewarnai hidupku

Disini aku merapuh
Membuta dalam gundah
Ratap getir menguasa
Kala gelap tiada cahaya.

KIDUNG SANG PERAYU

Lembut lidah manis bertuang
Kau ucap madah setinggi langit
Menjadikan rasa hati bergelembung
Sampai mudah kau tambat

Cintamu kau ibaratkan mentari
Yang akan selalu menyinari
Tuk menjerat rasa hati

Hingga akan terbuai

Kau kidung sang perayu
Usah kau bernada syahdu
Sebab kutahu yang ada di benakmu
Hanya ukiran kata semu

Dan segumpal kata dustamu
Pastilah akan bertabur khianat.

GADIS KEMAYU

 
Derap tamparan kesombongan mu
Menjatuhkan air mataku
Kau anggap daku bagai keruh
Di kolam jiwamu nan jernih

Betapa egonya kegensian mu
Mengabaikan tulus pemberianku
Dengan tajamnya pisau angkuh mu
Menggoreskan luka di hatiku

Dikaulah gadis kemayu
Yang membuat rasaku kelabu
Telah mendengar bahasa ketinggian mu
Berujar enggan akan setara dengan ku

Sungguh perih serasa batin ku
Selalu kau rendahkan di matamu
Dan selalu kau meludahi
Segenap cinta yang ku beri.

DEBAR ASMARA


Berasa hati terguncang
Menatap wajahmu terbayang
Berhias indah di dinding pelangi
Menggoda susana jiwa ini

Seakan ragaku melayang
Terbawa dalam suasana riang
Saat kau membisikkan nada syahdu
Akan kau dendangkan di hidupku

Oh, betapa indahnya dunia
Saat kau tayangkan warna
Berlukis kesetian janji
Membiru akan bingkai hati

Serasa debar asmara ini
Kian laju menjulang tinggi
Ingin mendaki puncak gairah pesonamu
Yang nampak berbinar kemilau

Semoga indah selalu kau abadikan dihati
Selamanya setia bersamaku disini.

ISAK TANGIS HATIKU

Lelah merantai pengharapan
Bertabur sendu di liku jalan
Tapak aral nan merenggang
Menghempas rasa ini hingga melunglang

Di ujung senja nan kelabu
Kini ku menjerit terdesak pilu
Letih mengayun langkah
Kerap tergontai dalam kehampaan gundah

Dan deru isak tangis hatiku
Derap bergemuruh ratap kuyu
Berharap terlukis cinta nan membiru
Namun masih tiada mengerti tentang ku

Sungguh sepi usangkan hati
Meracuh segenap ratap ini
Harap tersapu kasih sejati
Namun tak jua ada menghampiri.

AMORA


Kau separuh hatiku
Kau sebagian jiwaku
Kau cinta matiku
Kau kekekalan rasa sayangku

Usah kau terdiam
Membisu dalam temaram
Dan meragu dalam kepastianku
Yakinlah diriku hanya untukmu

Amora
Kepergian ini takkan lama
Pasti nanti akan kembali
Selamanya bersamamu disini

Tersenyumlah wahai cintaku
Rekahkan bibir merahmu
Jangan kau iringi langkahku
Dengan tangisan air matamu

Oh Amora
Bersabarlah kau menunggu
Aku pergi dan akan pasti kembali
Untuk bersamamu disini
Seiring membirukan warna hati.

WARNA


Wahai dikau warna
Berhiaslah di dinding hatiku
Lukiskan jiwa tentang sebuah cerita
Nan indah membiru di hidupku

Damaikan jiwa dengan terangmu
Bingkai indah taman hidupku
Riangkan hati dengan cahayamu
Biarkan merona jingga di hidupku

Berbalut eratlah dikau warna
Janji setia bersamamu dihati
Tuk jalani sebuah rasa
Berbagi cinta denganmu sampai mati

Waktu pastilah indah berlalu
Melewati masa bersamamu disini.

SERUNAI RINDU

Getir nada hati merecih
Terbekap kelam dalam gundah
Terlilit ratap suasana pilu
Sepi berguncang hambar tanpamu

Aluanan gamelan serunai rindu
Kian nyaring membahana syahdu
Di taman hati nan sunyi
Menunggu hadirmu menemani

Dengarlah nyanyian sutra hatiku
Lirih memanggil namamu kasih ku
Wujudkan rasa indah ku kembali
Tuk bertayang riang di jiwa ini

Wahai dikau kasih
Jangan biarkan langit meresah
Menangis tertutup awan kelabu
Di penantian cinta nan membiru

Dengan serunai rindu ini
Ku senandungkan kepintaan isi hati
Berharap dapat kau pahami
Langit nan terbelenggu sepi
Merintih hampa tanpamu disini

Semoga engkau akan cepat kembali
melengkungkan indah warna pelangi
Di dinding langit hatiku ini.

PAGI YANG INDAH

Mentari telah tiba
Ceria memandang jagat raya
Nan berdinding lukisan warna pelangi
Membiru gambarankan asa hati

Seraya hamparan titik embun
Sejuk membasahi dahan
Rekahkan kuncup pengharapan
Senyum pun mulai bertebaran

Pagi yang indah
Mendamaikan ratapan gerah
Dalam sepi suasana hati
Kemilau mentari pun hadir menghiasi

Lihatlah,Sumringah senyum langit kian membiru
Begitu riang menyambut hadirmu
Seiring putih awan gemawang
Menatap tulus cintamu bertandang

Pagi yang indah
Awali lah kejujuran tiap langkah
Senantiasa mengsyukuri nikmat-Nya
Atas segala rahmat-Nya.

PUTIH


Wahai engkau keputihan 
Dalam rasa keikhlasan 
Jadilah saksi ketulusan 
Di jalan hati kesucian 
Tuk menggapai impian 

Berpancar teranglah dikau keputihan 
Selimuti jiwa dengan kedamaian 
Dan mekarkan bunga cinta ditaman 
Sebagai hiasan kehidupan 

Wahai engkau keputihan 
Yang jernih dalam kesucian 
Warnailah cahaya kemulian 
Di setiap tempat persinggahan 

Berbekap eratlah kau di dahan 
Rekahkan segenap kuncup pengharapan 
Menjadi daun kasih nan rimbun 

Biarkan hatiku jadi tempat teduhan 
Pada dara pecinta keabadian 
Janji kan ku wujudkan kesetian 
Di istana hati kebeningan.

RANA RINDU


Ketika rindu berasa
Teriring tetes air mata
Ratap getir merundung nestapa
Hati perlahan mulai resah
Terbalut selimut gelisah

Segenap rasa menjadi hambar
Tatkala sepi hadir berujar
Mengcemooh ulah kebodohanku
Nan telah membiarkan dirimu
Beranjak jauh berlalu

Kini daku merindu
Cahaya senda gurauanmu
Namun kini kutak tahu
Engkau sekarang dimana
Dan bersama siapa disana

Jerit anganku tiada henti bergemuruh
Memanggil namamu wahai kasih
Seraya rinduku kian bergejolak
Menunggu binar cintamu bersemarak.

DEWI MALAM

Wahai dikau dewi malam
Warnai wajahku nan muram
Dan terangi alam rasaku
Dengan cahaya beningmu

Disini daku terbelunggu sepi
Merintih hampa dalam sunyi
Sendiri tiada hati menghiasi
Sisi kehidupan jiwa ini

Wahai dikau dewi malam
Semburatkan tulus kasihmu nan temaram
Di alam dunia rasa hatiku
Sampai indah bertayang di jiwaku

Bila akan hadirmu disini
Berbagi dengan rasa hati
Pastilah hidupku akan damai
Karena memang dirimu nan kucintai

Dan terharap indah dalam hati
Moga rasa cintamu akan sudi
Hadir disini berbagi
Menemani jiwaku sampai mati.

SANDARKAN KEINDAHAN CINTAMU


Sandarkan keindahan cintamu
Kendati sejenak di dinding hati ini
Agar diriku juga tahu
Rasa bahagia itu

Bergelayutlah engkau di dahanku
Guratkan pena emas hatimu
Tentang sebuah cerita indah
Di lembaran kertas hidupku

Hatiku berasalah damai
Kala warnamu berhias disini
Menyelimuti suasana hidupku.

NADA RINDU

Di ujung kemuning senja,
Kembali ku tertepuk nada rindu,
Termangu mengenang

Indah saat-saat engkau disini.

Jerit sabda,dalam dada
Kian terguncang derap bergemuruh,
Menyebut namamu duhai kasih.

Oh Kasih.
Disini masih ku menanti,
Semburat tulus cahaya cintamu,
Tuk mewarnai taman hidupku kembali.

KEHANCURAN HATI


Kejamnya engkau telah menghancurkanku,
Kau tinggikan layangan hatiku,
Dengan benang kerapuhan kasihmu,
Hingga melepaskan daku terhuyung jauh.

Kini ku menangis krna egomu,
Dan bersedih krna dustamu,

Entah apa salahku padamu?
Sedangkan yg hanya kutahu,
Sedikitpun tak pernah lelah ku dalam inginmu.

BINAR KEMULIAN


Diantara ribuan bintang,
Yang kini berbinar di hidupku.

Hanyalah engkaulah,
Yang temaram di taman hatiku,
Berwujud sejuta warna keindahan
Berhias di dinding pekatnya jiwa ini.

Dikaulah binar kemulian,
Yang telah menentramkan dunia rasaku,
Nan terbekuk sengsai di alam nestapa,
Mengeluh kesah mengenang,
Gambaran cinta yang kelabu.

DEKAPLAH HATIKU


Dekaplah daku
Dengan keputihan cintamu
Basuhlah peluhku
Dengan sutra kasihmu

Dunia gelapku kan mnjdi terang
Taman jiwaku kan berbunga
Kala hadirmu membalut hatiku
Dengan lembut ketulusanmu itu

Dekaplah hatiku
Wahai kau dambaan pelangi jiwaku
Nan indah bersuar terang gemerlap
Bak kejora diantara ribuan bintang

Dan harapku padamu
Kemilaukanlah cahaya di sudut pandangku
Menjadi penuntun arahku
Menjadi pembimbing langkahku
Tuk menempuh jalan keabadian cinta.

ISINKAN KUBERSANDAR DIHATIMU

Isinkan daku hinggap di dahan cintamu,
Dan bernaung di bawah daun rimbun kasihmu,

Biarlah daku terlukis indah di hidupmu,
Menjadi sesuatu yang bisa selalu kau kenang,

Menengadahlah engkau,!
Tataplah lengkungan pelangi sutraku,!
Yang selalu berona jingga untukmu.

Harap riang kau semburatkan
Sebagai cahaya penyambutan tulus rasa ini.

TAG ME

Indah lukisan hidupmu
Membuat rasaku terpikat
Memandang semburat warnamu
Nan semakin membiru

Setiap ku menatap
Pancaran gambar parasmu
Serasa berdebar tubuhku
Seraya hatikupun bergetar
Ratapi guncangan asmara

Ingin rasanya hatiku
Bercumbu pena denganmu
Dan berbalut kasih di hidupmu

Kumohon
Sertakanlah namaku
Di setiap indah lukisanmu
Menjadi yang pertama
Kau tandai dalam pancaran
Gambar parasmu nan anggun.

Sri Ratna Sari

Inikah kehancuranku yang kau ingin?
Inikah keterpurukanku yang kau harap?

Kau buatku resah dalam rindu,
Kau buatku menangis dalam asa,
Dengan egomu merubah surgaku menjadi neraka,
Menggantikan bahagiaku dengan kepedihan,

Mungkinkah ini balasan dari kebodohanku?
Yang dahulu tak mengerti rasa cinta,
Atau mungkinkah ini kutukan darimu?
Untukku yang pernah melukaimu,

Mengapa sejuta maafku kau abaikan?
Dan ketinggian cintaku kau rendahkan?
Disaat cintaku terwujud sejati padamu,

Katakanlah inginmu!
Jangan kau tutupi rasa itu,
Dengan kegensian dunia jiwamu,
Sebab kutahu cinta kita ini,
Tak akan pernah mati disepanjang masa.

PESONA JIWAMU


Serasa hatiku terguncang
Terbawa riang melayang
Menatap indah pesonamu
Nan terang mewarnai hidupku

Dan sumringah cahaya senyummu
Menyihir dunia rasa hatiku
Hingga terbuai dalam asmara
Nyaman meratap suasana jiwa

Sungguh pesona jiwamu
Menjerat rasa cintaku
Ingin berbagi denganmu
Dan setia membalut kasihmu

Lihatlah binar kesungguhan jiwaku
Yang merona jingga untukmu
Harapkan keputihan rasamu
Segera menaungi ketulusan cintaku

Kumohon,genggam eratlah tanganku
Dan jabatkan erat cintaku di hatimu
Agar berpadu mesra dengan rasamu.

GUNDAH


Getir dalam gelapku
Hambar bertaburan sendu
Kelam,sendiri tak bertepi
Di kesunyian malam ini

Mata kian kuyu menatap
Suram hampa nan mendekap
Lukisan biru asa hatiku

Sungguh ku terbekap gundah
Tiada pernah terawat kasih
Dan terkubur dalam penderitaan
Ratap hati keusangan

Sungguh gundah kini meraja
Memilukan segenap rasa
Dan melemahkan raga
Dalam keseorangan ini.