RATAPAN SAYU




Ku terpapar berjejak dalam sepi
Melangkah tanpa arah tujuan
Menapaki alur nan rentang
Karena jiwa hidup berkesendirian


Serasa pilu tersunggur jenuh
Bertaut sendu dalam keseorangan
Kerap desahkan hembusan nafas
Dan meracuh tiap suasana hati


Hingga sampai saat ini
Ku masih tergontai tak bertepi
Dari hambatan nan akan merajam
Dan berotoriter di ruang kalbu


Andai kata kutak sendiri
Mendaki pengharapan jiwa ini
Nan akan mencapai bahagia
Di alam megah kedamaian cinta
Mungkin tiada pernah kumerasa pedih


Dan andai kata kutak tertinggal kasih
Mungkin tiada pernah ada
Ratapan sayu yang kini merapuhkan ku.

AKU RAPUH TANPAMU

Semenjak engkau menghilang
Berlalu pergi tinggalkan diriku
Serasa remuk hati ini berkeping
Kerap di terjang kegundahan dalam sepi

Tiada hari nan indah kulalui
Seakan hidupku terundung pilu
Meratapi pedihnya dalam keseorangan

Sungguh aku rapuh tanpamu
Tak berdaya bila enggan di sisimu
Dan hilang arah tanpa bimbinganmu

Lelah terasa membekap jiwa
Tergontai kesunyian dalam langkah
Telah terlepas dari genggaman kasihmu

Namun aku akan selalu mencoba
Tetap bertahan disini
Menantikan hadirmu
Walaupun sampai nanti kau tak kembali

Harapku takkan goyah
Inginkan kebersamaanmu disini
Walau hadirmu tak pasti lagi
Tapi biarlah semuanya kan kujalani
Hingga akhirnya engaku tahu nanti
Bahwa diriku rapuh tanpamu.

ALAM BIRUKU

Indah rona hamparan mentari
Menyinari pagi hari ini
Membawa jiwaku bertayang ria
Kembali menyaksikan fanorama alam biruku
Nan selalu ku cintai dalam hati

Terdengar kicau burungpun mengalun merdu
Selaras dengan kidung jiwaku
Menyambut pagi dengan senyuman
Dan mengawali hari dengan keceriaan

Duhai alam biruku
Engkau nampak begitu anggun mempesona
Memikat rasa cinta dalam dada
Dan membuaikan lelap gairah jiwa

Putih janjimu memupuskan kesangsian
Tulus kasihmu mematikan rasa kepecundangan
Setia cintamu meluluhkan rasa kebekuan

Duhai alam biruku
Engkau sungguh menawan hati
Dengan keindanmu nan tiada tara
Membuatku enggan akan berhenti
Nyalar memujamu lewat butiran tasbih

Walau raga dan jiwaku kelak terbentang
Dan rambang terhantam dalam hambatan
Jua takkan pernah ingin kubiarkan
Rasa ego itu akan punahkanmu.

SETIALAH PADAKU

Jangan sakiti hatiku
Jangan lukai hatiku
Jangan campakan cintaku

Biarkanlah rasa ini
Menjadi sebuah keindahan
Menjadi sebuah kebahagiaan
Dalam hembus nafas jiwaku

Lelapkanlah cinta ini
Di keputihan rasamu
Agar damai menyertai jiwaku
Karena bersamamu
Adalah kesejahtraan hidupku

Tetaplah kau disini
Setia bersamaku
Melukiskan sebuah cerita
Sebagai simbol ketulusan cinta

Setialah padaku
Dan temani daku selalu
Selayaknya kasih mentari
Nan tak pernah lelah
Menyinari alam semesta ini.

TERBINASA DIDALAM DUSTA


Terkapar kumeringis kesakitan
Tersunggur di tebing kehampaan
Telah mengikuti langkahmu
Nan berjejak tak tanpa arah
Membuat rasa hatiku terbinasa

Kini hujan air mataku
Jatuh berguyur berai
Menatap buah ranum asa
Menjadi puing serpihan cinta
Lebur kau terjang dusta

Ucap janjimu bak belederu
Nan halus tapi berbulu
Sungguh itu membuat jiwaku
Terkulai lemah tak berdaya
Ratap keterpurukan sesal
Telah memilih hatimu
Sebagai sandaran hidup ini

Tiada lagi indah terasa
Nan mampu jiwa tayangkan
Saat dirimu usaikan cinta
Dan beranjak jauh dari sisiku

Tinggallah sebuah kepedihan
Nan entah sampai kapan akan usai
Menemani ratapan hening jiwa ini
Nan telah terbinasa di dalam dusta.

KARENA HATI TELAH MEMILIKIMU

Tak pernah aku sesalkan
Memberi sejuta rasa cinta untukmu
Meski kau tak pernah peduli itu

Tapi biarlah semua ini
Menjadi lukisan takdir dalam hidupku
Walau tak seindah nan kuharapkan

Kuhanya ingin dirimu tahu
Betapa hati menyayangimu
Dan betapa jiwa memujamu

Karena hati telah memilikimu
Kurela menjadi pengikut jiwamu
Walau itu akan mengisahkan luka
Dan kelak membuatku terbinasa

Karena hati telah memilikimu
Maka akan kukorbankan segalanya
Demi untuk hidupmu
Walaupun itu tak pernah kau anggap ada.


PELITA HATI

Kala pagi berganti malam
Berlalu dari jejak kelelahan
Terurailah angan gemawang
Bertabur kasih di pelataran rindu
Menanti engkau kembali bertayang

Kala gelap akan membutakan selayang pandang
Terharap,hanyalah engkau seorang
Segera menjelma suarkan cinta nan temaram
Tuk menyibak segenap hambatan

Engkaulah sang pelita hatiku
Kumohon suarkanlah cintamu nan temaram
Dan hiasilah hidupku dengan keindahan
Agar kudapat melukiskan rasa bahagia

Bersamamu,damai menyertai hati
Kuberharap semoga akan selamanya

Putih cintamu selalu engkau eratkan dalam hatiku
Menjadi sebuah cerita
Nan indah dalam hidupku ini.

KANGEN

Sepi kian menjulang
Dan galau menghujam hati
Saat dirimu jauh di sisiku
Serasa perih menikam waktu

Tanpamu,serasa kuberkelainan jiwa
Terkadang menangis dalam senyum
Dan bahagia dalam penantian sendu

Kasih
Cepatlah engkau kembali
Temui daku disini
Nan merontah terbekap sunyi
Sebab berkejauhan tulus cintamu

Kembalilah duhai kekasih
Sungguh daku merindukanmu
Ingin mendekap erat cintamu
Dan lelap di keputihan rasamu

Janji senyum akan menyambut
Bila hadirmu nanti menemani
Tuk usaikan rasa kangen ini.

DRAMA HATI

Malam serasa berdialog cemooh
Menentang segenap nurani hati
Buatku tersunggur kerongga pilu
Tapaki alur nan terbentang

Berguyur air mata menangisi
Kesengsaran hati dalam keseorangan
Bertayang perih mengisahkan luka
Rambang tak menentu arah

Engkau sepi bagai sutradara
Kemana lagi anganku akan terbawa?
Tiadakah tuntunan untuk diriku usaikan derita?

Hai,dengarkanlah!
Mengapa harus kejadianya seperti begini?
''Katamu tenanglah pasti semua akan berakhir",
Ahh,mengapa selalu itu engkau ucap?

Segeralah menyingkir dari hidupku!
Kutak ingin lagi mendengar dustamu,
Biarkan daku berlari
Dan jangan engkau menahanku
Biar kugapai cinta disana
Yang sedang tersenyum manis menunggu hadirku.

AJARI AKU BERPUISI

Indah nian kata nan engkau rangkai
Membuatku terkulai di setiap larik
Mengamati kedalaman rasa nan engkau uraikan

Setiap makna nan engkau paparkan
Dalam puisi nan bertajuk cinta
Sungguh mendecak rencang kekaguman hati

Kumohon ajarilah daku berpuisi
Lewat kata nan indah
Niscaya kutebarkan rasa nan terpendam

Dan bawalah daku mengerti tentang cinta
Agar kelak kudapat menjadi
Lukisan nan terindah dalam hidupnya

Ajarilah daku berpuisi
Sebagaimana dengan rangkaian kata cintamu
Yang hangat menyentuh kalbu
Kerap membuaikan indah dalam sanubari.

SENJA MERAH JAMBU

Di kehamparan hias merah jambu
Ku terkulai lena besorak ria
Meratapi kenyamanan suasana
Yang sedang berbalut warna indah

Kicau burung pun terdengar syandu
Bersenandung lirih menyaksikan
Gemerlap rona merah jambu
Nan bertayang diufuk sana

Sungguh indah menawan
Membawa jiwa kesandung cinta
Membawa hati lekas bergairah

Kini daku serasa terselip sesuatu
Dalam dada kumerasakan getar
Dan guncangan derap pengharapan
Nan nyalar menggebu detakan jantung

Kuharap semua nan terjadi
Dalam hias merah jambu senja ini
Bukanlah semata pemikat rasa belaka.

MUSIM SENDU

Awan putih kini bergelayut sendu
Meratapi hati nan terpapas luka
Telah di terjang kedustaan

Langit pun menangis
Menatap kejamnya takah hitam
Menancapkan panah sembilu
Kepada hati pecinta kekasih

Sungguh aku tak kuasa
Kerap terusik jerit tangisan
Di setiap tempuhan langkah kaki ini

Oh,Tuhan..
Lihatlah air laut disana
Kini telah menjadi keruh
Karena tumpahan para air mata ini

Kumohon pada-MU
Gantikanlah musim sendu ini
Dan hadirkanlah kembali
Ketentraman dunia jiwa hamba-MU
Nan telah lenyap
Karena terenggut kehitaman rasa.

CAHAYA


Duhai engkau cahaya
Dengarkanlah jeritan hatiku
Nan disini terusik sepi
Berteman sendu dalam kesendirian

Duhai engkau cahaya
Dengarkalah jerih tangis nan menderu
Seraya rontahan gemuruh getir
Harap kehadiran sang penerang
Di ruang kegelapan hati ini

Hampirilah daku
Biar kudekap putih cintamu
Walau sejenak kan bertayang
Namun janji terkenang selamanya.

CURAHAN ISI HATI


Tengadah kumenatap bintang dilangit
Tersenyum hembuskan nafas keindahan
Senandungkan rasa nan indah berbengit
Saat bunga cinta merekah ditaman

Terukir mersa putih membalut
Terajut cinta berkesampaian
Sarasa hangatlah hati berselimut
Seirama kasih dalam paduan

Tercurahkan isi hati nan indah terlilit
Telah tergebu cinta dalam dekapan
Senada riangkan syahdu kan bertaut
Seindah binar bintang nan menawan.

MUSLIHAT KASIH


Terberai hujan air mata
Menangisi ratapan dera batin ini
Nan lanting berkeping di daratan hampa
Telah terhempas dari muslihat kasih

Serasa nafas berhembus tiada arti
Resah menahan perih ini
Nan kerap mengikis segenap pengharapan
Hingga membuahkan rana dalam dada

Janji yang seputih kapas
Halus serupa selembut sutera
Nan berucap lirih menggoda asmara
Ternyata semua itu
Hanyalah semata uraian kata belaka

Sungguh kejamnya muslihat kasih
Menancapkan panah sembilu dihati
Membuatku kini tersoak gundah
Nyalar menggerutuk dalam nestapa

Kuberharap semoga musim cepat berganti
Membawa daku sampai di perbatasan perih
Dan membiarkan waktu dapat menghukumnya
Yang telah menyiakan putih cintaku ini.